GDL

Pada tahun 2011, WHO dan UNICEF merekomendasikan inisiasi menyusu dini sebagai tindakan ‘penyelamatan kehidupan’, karena inisiasi menyusu dini dapat menyelamatkan 22 persen dari bayi yang meninggal sebelum usia satu bulan. Ada 6 orang ibu post partum di Klinik Jamiah yang tidak melakukan IMD dikarenakan ketidakmauan dan kurangnya pengetahuan ibu tentang manfaat IMD dan bounding attachment. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pelaksanaan inisiasi menyusu dini dengan bounding attachment. Bounding Attachment adalah sebuah peningkatan hubungan kasih sayang dengan keterikatan batin antara orangtua dan bayi. Issue dari ketidakberhasilan pelaksanaan program Bounding Attachment dapat dipengaruhi oleh kesehatan emosional orang tua, tingkat kemampuan merawat anak, dukungan sosial dan kedekatan orangtua. Desain penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survei analitik dengan pendekatan bedah lintang (cross sectional). Populasi dalam penelitian ini sebanyak 38 ibu post partum. Pengambilan sampel dengan menggunakan total populasi yaitu sebanyak 38 sampel. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder berdasarkan pedoman kuesioner dan angket dengan menggunakan uji chi- square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 38 responden mayoritas responden yang pelaksanaan bounding attachment yang tidak terlaksana yaitu sebanyak 24 orang (63,2%) dan minoritas bounding attachment yang terlaksana yaitu sebanyak 14 orang (36,8%). Nilai probabilitas sig sebesar 0,035 < nilai sig α 0,05. Kesimpulan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini Dengan Bounding Attachment Pada Ibu Post Partum Di Klinik Jamiah Medan Labuhan Tahun 2012. Diharapkan kepada tenaga kesehatan agar meningkatkan pelayanan pendidikan dan konseling pada ibu post partum tentang pelaksanaan IMD agar pelaksanaan bounding attachment dapat terlaksana dengan baik.

Beri Komentar ?#(0) | _BOOKMARK