GDL

Keracunan Boraks dapat terjadi melalui makanan, salah satunya adalah bakso sebagai jajanan masyarakat di Kecamatan Tarutung Kelurahan Tapanuli Utara. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kandungan boraks dan hygiene sanitasi pengelolaan pada makanan jajanan bakso pada warung bakso di Kecamatan Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara. Kualitas pangan dapat ditinjau dari aspek mikrobiologis, fisik (warna, bau, rasa dan tekstur) dan kandungan gizinya. Sering mengkonsumsi makanan berboraks akan menyebabkan gangguan otak, hati, lemak dan ginjal. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pemeriksaan laboratorium secara kualitatif dengan metode nyala api dan wawancara dengan kuisioner kepada pelanggan. Bakso diambil secara acak dari setiap wakil nama jalan penjual bakso yang ada di Kecamatan Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2014. Hasil penelitian identifikasi senyawa boraks pada sampel bakso dengan metode nyala api, diketahui bahwa sampel bakso A, B, C, D dan E yang diuji tidak menghasilkan nyala hijau yang berarti tidak terdeteksi adanya kandungan boraks pada sampel. Hasil wawancara dengan kuisioner terhadap proses pemilihan dan penyimpanan bahan baku serta pengolahan, penyimpanan, dan penyajian bakso sudah memenuhi standar Undang- Undang No 942 Tahun 2003 sehingga layak untuk dikonsumsi. Kandungan boraks pada 5 sampel yang diambil dari warung bakso di Kecamatan Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara yang di analisis di Laboratorium STIKes Helvetia Medan dengan pereaksi H2SO4 dan Metanol dengan pembakaran tidak menimbulkan nyala hijau. Warung bakso yang dijadikan sampel sudah melakukan pengolahan; penyimpanan; dan pengolahan bahan jadi sudah sesuai dengan PERMENKES No 942 Tahun 2003.

Beri Komentar ?#(0) | _BOOKMARK