Path: TopYYS INSTITUT KESEHATAN HELVETIAKesehatan Masyarakat

ANALISA PEMAKAIAN KULIT PISANG SEBAGAI ADSORBEN PADA MINYAK GORENG PEMAKAIAN BERULANG DI KOTA MEDAN TAHUN 2012

Undergraduate Theses from OJS 2549-3760 /
Oleh : SEDIA MARDIN MANIK
Dibuat : , dengan 1 file

Keyword : Adsorben, Kulit Pisang, Minyak Jelantah
Url : http://www.helvetia.ac.id

Sebagian besar penduduk Indonesia telah mengenal buah pisang sebagai buah yang lezat dan enak. Pisang juga merupakan tanaman yang sangat mudah tumbuh di Negara tropis seperti Indonesia, sehingga menyebabkan pisang terdapat melimpah. Selama ini pisang hanya digunakan bagian buah, batang dan daunnya saja. Sementara saat ini kulit pisang baru digunakan sebagai makanan ternak dan penghasil alcohol. Selain itu kulit pisang juga dapat digunakan untuk menjernihkan minyak goreng bekas sehingga dapat digunakan kembali.


Penelitian ini adalah penelitian survey yang bersifat deskriptif yaitu untuk mengetahui gambaran mengenai pengaruh kulit pisang sebagai adsorben pada minyak goreng pemakaian berulang di kota medan dengan menggunakan pemeriksaan laboratorium cara kuantitatif.


Dalam penelitian ini kualitas minyak goreng bekas ditentukan dengan menggunakan lima parameter kualitas minyak goreng. Kualitas yang ditentukan adalah kadar asam lemak bebas, kadar air, bilangan peroksida, nilai iodine, dan pemeriksaan warna. Dari hasil penelitian yang dilakukan di Balai Laboratorium Kesehatan Medan dapat diketahui bahwa kadar asam lemak bebas untuk minyak jelantah biasa yaitu 0,19% dan setelah diberi perlakuan dengan menggunakan kulit pisang kepok naik menjadi 0,22%. Kadar air pada minyak jelantah biasa yaitu 2,02% dan turun menjadi 0,03% setelah diberi perlakuan dengan kulit pisang kepok. Bilangan peroksida pada minyak jelantah biasa yaitu 0,16 meq/kg dan naik menjadi 0,21 meq/kg setelah diberi perlakuan. Untuk nilai iodine pada minyak jelantah biasa yaitu 18,50 dan turun menjadi 13,50 setelah diberi perlakuan. Sementara itu untuk pemeriksaan warna yaitu merah, kuning, biru masing-masing yaitu sebesar (11,1), (51), (1,10) dan setelah diberi perlakuan berubah menjadi (15,7), (51), (2,20).


Diharapkan kepada masyarakat sebaiknya mengurangi konsumsi minyak jelantah mengingat bahaya yang bisa ditimbulkan, dan kepada perusahaan yang memproduksi minyak goreng agar tetap memperhatikan dan menjaga mutu minyak goreng pada setiap proses produksi. Kepada Dinas Kesehatan, Dinas Perindustrian dan Balai POM agar tetap melaksanakan pemantauan dan pengawasan terhadap semua produk-produk minyak goreng yang beredar di masyarakat.

Deskripsi Alternatif :

Sebagian besar penduduk Indonesia telah mengenal buah pisang sebagai buah yang lezat dan enak. Pisang juga merupakan tanaman yang sangat mudah tumbuh di Negara tropis seperti Indonesia, sehingga menyebabkan pisang terdapat melimpah. Selama ini pisang hanya digunakan bagian buah, batang dan daunnya saja. Sementara saat ini kulit pisang baru digunakan sebagai makanan ternak dan penghasil alcohol. Selain itu kulit pisang juga dapat digunakan untuk menjernihkan minyak goreng bekas sehingga dapat digunakan kembali.


Penelitian ini adalah penelitian survey yang bersifat deskriptif yaitu untuk mengetahui gambaran mengenai pengaruh kulit pisang sebagai adsorben pada minyak goreng pemakaian berulang di kota medan dengan menggunakan pemeriksaan laboratorium cara kuantitatif.


Dalam penelitian ini kualitas minyak goreng bekas ditentukan dengan menggunakan lima parameter kualitas minyak goreng. Kualitas yang ditentukan adalah kadar asam lemak bebas, kadar air, bilangan peroksida, nilai iodine, dan pemeriksaan warna. Dari hasil penelitian yang dilakukan di Balai Laboratorium Kesehatan Medan dapat diketahui bahwa kadar asam lemak bebas untuk minyak jelantah biasa yaitu 0,19% dan setelah diberi perlakuan dengan menggunakan kulit pisang kepok naik menjadi 0,22%. Kadar air pada minyak jelantah biasa yaitu 2,02% dan turun menjadi 0,03% setelah diberi perlakuan dengan kulit pisang kepok. Bilangan peroksida pada minyak jelantah biasa yaitu 0,16 meq/kg dan naik menjadi 0,21 meq/kg setelah diberi perlakuan. Untuk nilai iodine pada minyak jelantah biasa yaitu 18,50 dan turun menjadi 13,50 setelah diberi perlakuan. Sementara itu untuk pemeriksaan warna yaitu merah, kuning, biru masing-masing yaitu sebesar (11,1), (51), (1,10) dan setelah diberi perlakuan berubah menjadi (15,7), (51), (2,20).


Diharapkan kepada masyarakat sebaiknya mengurangi konsumsi minyak jelantah mengingat bahaya yang bisa ditimbulkan, dan kepada perusahaan yang memproduksi minyak goreng agar tetap memperhatikan dan menjaga mutu minyak goreng pada setiap proses produksi. Kepada Dinas Kesehatan, Dinas Perindustrian dan Balai POM agar tetap melaksanakan pemantauan dan pengawasan terhadap semua produk-produk minyak goreng yang beredar di masyarakat.

Beri Komentar ?#(0) | _BOOKMARK

PropertiNilai Properti
ID PublisherOJS 2549-3760
_ORGANIZATION
Nama KontakAlfiansyah, S.Kom., M.Kom
AlamatKapten Sumarsono
KotaMedan
DaerahSumutara Utara
NegaraIndonesia
Telepon+62 852-7055-6169
FaxNot Available
E-mail Administratorfiandeal@yahoo.com
E-mail CKOfiandeal@yahoo.com

_PRINTTHISPAGE

Kontributor...

  • Tetty Noverita Khairani S.Si,M.Si


    Drs. Efendi Agus M.Si, Editor: LPPM STIKes Helvetia