GDL

Perdarahan dengan retensio plasenta merupakan sebagian kecil dari kasus perdarahan postpartum, akan tetapi kejadian retensio plasenta menyumbang dari angka kematian ibu karena kasus perdarahan. Menurut WHO dilaporkan bahwa 15-20% kematian ibu karena retensio plasenta dan insidennya adalah 0,8-1,2% untuk setiap kelahiran. Penyebab terjadinya retensio plasenta antara lain plasenta belum lepas dan plasenta sudah lepas, akan tetapi belum dilahirkan, retensio plasenta pada ibu bersalin juga dapat dipengaruhi oleh umur dan paritas ibu. Retensio plasenta disebut bila plasenta tetap tinggal dalam uterus setelah setengah jam setelah bayi lahir. Berdasarkan hasil survey awal dari 702 ibu yang bersalin normal dengan pengambilan sampel 88 responden didapatkan ibu yang mengalami retensio plasenta sebanyak 18 responden. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan umur dan paritas dengan kejadian retensio plasenta di rumah sakit umum haji medan tahun 2015.Peneliti ini menggunakan survei analitik dengan pendekatan studi kolerasi. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu bersalin yang terdata di rekam medik tahun 2015 berjumlah 702 responden. Sampel dalam penelitian ini di lakukan dengan teknik simple random sampling dengan cara mengundi anggota populasi (lottery technique) sebanyak 88 responden.Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan uji chi-square di peroleh hasil ada hubungan umur ibu dengan kejadian retensio plasenta dengan nilai p sebesar 0,00 dimana (p<0,05) dan ada hubungan paritas dengan kejadian retensio plasenta nilai p sebesar 0,00 dimana (p<0,05). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan umur dan paritas ibu bersalin dengan kejadian retensio plasenta di Rsu.Haji Medan Tahun 2015. Jadi disarankan kepada petugas kesehatan agar dapat memberikan penyuluhan tentang usia reproduksi yang baik dan penyuluhan tentang penggunaan alat kontasepsi dengan tujuan dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian pada ibu bersalin

Beri Komentar ?#(0) | Bookmark