GDL

World Health Organization (WHO) memasukkan osteoporosis dalam daftar 10 penyakit degeneratif utama di dunia. Tercatat bahwa terdapat kurang lebih 200 juta pasien di seluruh dunia yang menderita osteoporosis. Angka kejadian osteoporosis menjadi masalah bagi sistem pelayanan kesehatan karena angka kejadiannya semakin meningkat dengan bertambahnya usia, serta masyarakat mengadopsi pola hidup yang tidak sehat, berkurangnya aktifitas fisik, dan diet yang tidak seimbang. Di klinik poskeskel dari 10 responden terdapat 6 responden mengalami osteoporosis sedangkan 4 responden lainnya tidak mengalami osteoporosis karena pengetahuan yang kurang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan Lansia Tentang Senam Lansia Dengan Terjadinya Osteoporosis di Klinik Poskeskel Medan Tahun 2012.
Jenis penelitian yang di lakukan adalah deskriptif dengan pendekatan korelasi (hubungan). Populasi dalam penelitian ini sebanyak 60 responden dengan teknik total sampling yaitu seluruh total populasi yang melakukan senam lansia di Klinik Poskeskel Medan Tahun 2012 dengan menggunakan data primer dan sekunder.
Hasil penelitian di dapatkan yang berpengetahuan baik berjumlah 11 responden (18,3%), berpengetahuan cukup berjumlah 47 responden (78,3%), dan berpengetahuan kurang berjumlah 2 responden (3,3%). Dan yang terjadi osteoporosis berjumlah 40 responden (66,7%), yang tidak terjadi osteoporosis berjumlah 20 responden (33,3%). Dengan uji statistik chi-square yang di buktikan pada tingkat kepercayaan 95% (α<0,05 di peroleh ρ (0,023) <α (0,05).
Pengetahuan memiliki hubungan dengan terjadinya osteoporosis. Sehingga penting bagi lansia dalam meningkatkan pengetahuan serta aktif dalam melakukan senam lansia. Di sarankan kepada tenaga kesehatan agar dapat memberikan informasi yang lebih lengkap tentang senam lansia serta lebih aktif melakukan penyuluhan tentang pentingnya melakukan senam

Beri Komentar ?#(0) | Bookmark